Banjarbaru, sebanyak 26 instansi yang tergabung dalam Airport Security Committee (ASC) atau Komite Keamanan Bandara Syamsudin Noor memadati Ruang Rapat Kayuh Baimbai pada Rabu, 11 Mei 2016. Dipimpin oleh Airport Operation & Readiness Department Head, Trubus Suharsono, kegiatan pertemuan yang bertujuan untuk mendistribusikan dokumen ASC yang telah diperbaharui sekaligus menggali saran dan masukan untuk peningkatan keamanan di lingkungan Bandara Syamsudin Noor ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.30 WITA.
Dokumen ASC sendiri berisi tentang profil bandara, langkah-langkah keamanan, penanggulangan tindakan melawan hukum, pendidikan dan pelatihan, hingga program pengawasan internal.
Dalam sambutannya, Trubus Suharsono menyampaikan " Dokumen program keamanan Bandara Syamsudin Noor ini sudah disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan dinyatakan telah memenuhi standar aturan nasional yang tertuang dalam UU nomor 1 Tahun 2009. " Ujarnya.
“Selanjutnya Bandara Syamsudin Noor wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada program keamanan Bandara Syamsudin Noor dan manual-manual pendukung yang sudah mendapatkan pengesahan. " Lanjutnya
Susunan keanggotaan Komite Keamanan Bandara terdiri dari Kepala Kantor Otoritas Bandara wilayah III sebagai Pembina, General Manager Bandara Syamsudin Noor sebagai Ketua, Komandan Pangkalan TNI AU Sjamsuddin Noor selaku wakil ketua, serta anggota yang terdiri atas LPPNI, kepolisian, kantor imigrasi, Basarnas, BMKG, dan lain sebagainya.
Kaitannya dengan peningkatan keamanan bandara, Ari Lutfhi selaku Airport Security Section Head menjelaskan " Saat ini Bandara Syamsudin Noor sudah dilengkapi dengan sistem pengamanan pagar, seperti double fencing. Dalam waktu dekat juga akan ditambahkan alat pendeteksi dini berupa CCTV sehingga jika ada intruder dapat langsung diketahui oleh petugas melalui control room. " ungkapnya.
Manajemen membuka kesempatan bagi setiap anggota untuk menyampaikan saran dan masukan. Sesi diskusi diawali oleh Perwakilan dari TNI AU Sjamsuddin Noor yang memberi masukan terkait keamanan di area lapangan TNI AU yang posisinya berada di sisi apron bravo " Di area lapangan TNI AU banyak pengunjung, seakan bandara sudah menjadi hiburan masyarakat sehingga perlu pengamanan lebih ketat terutama di ujung apron bravo yang harus dipasang portal untuk pengamanan." ujarnya
Senada dengan TNI AU, perwakilan KKP menyarankan " Kita perlu mengidentifikasi apakah dalam dokumen juga mencantumkan tentang penanggulangan kesehatan mengingat Bandara Syamsudin Noor melayani penerbangan Haji dan Umroh." Katanya.
Begitu pula dengan Dinas Perhubungan Kalsel yang mempertanyakan pengamanan bandara apabila pengangkutan material pembangunan Bandara Internasional baru mulai dilaksanakan.
Menanggapi hal tersebut, Trubus Suharsono menyampaikan bahwasannya manajemen sudah meminta persetujuan akses dukungan ke masing-masing instansi mulai dari kepolisian dan pemerintahan untuk kemudian diproses di Kantor Pusat, Jakarta.
Masukan dari seluruh instansi selanjutnya akan dijadikan rekomendasi peningkatan program keamanan Bandara Syamsudin Noor. (humas bdj)